Penalaran

Pengertian

Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Jenis Penalaran

  1. Penalaran deduktif
  2. Penalaran induktif

Apa itu penalaran deduktif?

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Contoh:

  • Semboyan bangsa Jerman kala itu adalah “Ein Volk, ein Reich, ein Führer!”, atau dalam bahasa Indonesia, yaitu “Satu masyarakat, satu bangsa, satu pemimpin!”. (premis mayor)
  • Adolf Hitler merupakan pemimpin di Jerman saat itu. (premis minor)
  • Adolf Hitler adalah pemimpin bangsa Jerman. (kesimpulan)

Apa itu penalaran induktif?

Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

Penalaran induktif terdiri dari paragraf generalisasi, analogi, sebab akibat, akibat sebab, dan sebab akibat 1 akibat 2.

Jenis Paragraf Induktif

  • Generalisasi

Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh:

   Ujian Semester Genap telah selesai dilaksanakan seminggu yang lalu. Kini, sudah tiba saatnya, untuk para siswa dan siswi SMAN 1 Cikarang Utara, melihat hasil tes mereka yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah. Sejak hari Sabtu sudah tertempel banyak kertas pengumuman hasil tes di berbagai jendela kelas agar pada hari Senin siswa dan siswi dapat melihat hasil tes mereka masing-masing di jendela kelas mereka. Dan betapa mengejutkan, untuk hasil tes Fisika dan Kimia bagi kelas X. Hanya segelintir orang saja yang lulus dan mendapatkan nilai di atas KKM. Tengok saja kelas X.10 sebagai contoh. Hanya 5 orang yang lulus tes dan tidak mengikuti remedial. Sementara 35 siswa lainnya harus mengikuti tes ulang Rabu nanti. Ini membuktikan bahwa banyak anak kelas X.10 yang terancam tidak masuk kelas IPA di kelas XI nanti, begitu juga dengan kelas X yang lain.

  • Analogi

Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh:

   Banyak pepatah mengatakan bahwa hidup itu sama dengan halnya sebuah roda. Roda yang selalu berputar, di salah satu bagiannya terkadang berada di atas dan terkadang berada di bawah. Begitu juga dengan halnya hidup. Hidup seseorang tidak selamanya selalu berada di bagian atas dan terus menerus berada di masa jayanya. Terkadang ada saatnya untuk orang tersebut jatuh dan berada di bawah bersama masalah-masalah kehidupan yang menimpanya. Oleh karena itu, untuk orang-orang yang kini sedang dalam masa-masa bahagianya, jangan lahpernah lupakan, bahwa suatu saat nanti bisa saja kebahagiaan itu lenyap dan tergantikan oleh kesedihan yang memilukan.

  • Paragraf Hubungan Sebab Akibat

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh:

   Pemerintahan Jerman sekitar tahun 1914 sampai 1921 begitu lemah. Jerman kalah pada Perang Dunia I dan menyebabkan kehilangan sebagian wilayahnya serta seluruh tanah perkebunan karena perjanjian Versailles. Pada tahun 1921, Sekutu melalui rapat di London, menetukan pampasan perang bagi Jerman sebanyak 132.000 juta mark. Syarat pampasan perang yang begitu memberatkan Jerman kala itu, berpengaruh sangat besar bagi kehidupan rakyat. Kemudian Prancis dan Belgia dengan alasan pembayaran pampasan perang yang lambat menguasai daerah Ruhr yang merupakan pusat ekonomi Jerman. Rakyat Jerman banyak yang menentang dan melakukan demonstrasi. Tetapi pasukan Perancis menerapkan hukuman penjara dan eksekusi untuk mengatur demonstrasi sehingga dikecam di seluruh dunia. Oleh karena itu, wajar saja, ekonomi Jerman hampir bangkrut dan terjadi hiper inflasi. Nilai mata uang sangat merosot dan uang mark dianggap sama saja dengan kertas.

  • Paragraf Hubungan Akibat Sebab

Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Contoh:

   Usai Perang Dunia I, Jerman memasuki masa-masa kelam dan kehancurannya. Akibat perjanjian Versailles, Jerman kehilangan sebagian wilayahnya dan seluruh tanah perkebunannya. Di tahun-tahun berikutnya, Jerman semakin nelangsa karena syarat pampasan perang yang begitu memberatkan. Syarat pampasan perang yang begitu menyulitkan Jerman saat itu, menimbulkan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan rakyat. Presentasi pengangguran di Jerman semakin meningkat dan kelaparan terjadi di mana-mana. Ini semua karena pemerintahan Jerman yang sangat lemah, sehingga Jerman kalah pada Perang Dunia I dan mengakibatkan banyak kerugian bagi negara Jerman.

  • Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2
Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:

   Sekutu melalui rapat di London, menentukan jumlah pampasan perang yang sangat memberatkan bagi negara Jerman sehingga Jerman mengalami kesulitan dalam membayarnya. Pemerintah yang menghadapi hal ini langsung mencetak uang mark sebanyak-banyaknya sehingga terjadi hyper inflasi. Akhirnya, nilai mata uang mark turun, dan uang mark dianggap sama saja dengan kertas.